Jika kudewasa nanti .....

Saat TK ... kamu mau jadi apa nanti? Dokter.
Saat SD ... kamu mau jadi apa nanti ? Hakim.
Saat SMP... kamu mau jadi apa nanti ? Pengusaha.
Saat SMA kelas X... kamu mau jadi apa nanti? ga tahu.

lho? :D

Pertanyaan-pertanyaan di atas selalu saja muncul di setiap generasi. Sewaktu TK, saya selalu ingin jadi dokter. Tapi jawaban itu berubah lagi saat saya beranjak ke jenjang SD. Lalu berubah lagi saat saya SMP. Mengapa begitu?

Jujur, dulu saat saya SD, saya sempat memikirkan cita-cita dengan pikiran yang benar-benar pendek dan sempit, yang jika saya ingat lagi, benar-benar pemikiran yang bodoh.

Pertama, saat saya ingin menjadi dokter, saya takut sekali kalau-kalau saya salah memberi obat, bukannya sembuh, malah dead. --'. Lagipula cita-cita itu pasaran.
Kedua, Hakim.. saya takut sekali kalau-kalau saya bertindak tidak adil dan masuk ke neraka.
Ketiga, Pengacara. saya takut tidak bisa membela yang benar-benar benar.
Keempat, pengusaha. Keputusan itu yang saya ambil terakhir kali. Karena melihat ayah saya yang hanya tinggal duduk-duduk saja mengembangkan usaha yang sudah dia usahakan susah payah dari dulu. Tentu semakin mudah bagi saya, karena hanya tinggal melanjutkan saja. Yang saya pikir merupakan keputusan final.

Yang saya pikirkan waktu itu hanya takut ini dan takut itu. Ketakutan itu tidak berguna untuk hal-hal yang seperti itu. Hal yang bisa dan harus kita takuti hanya Tuhan.

Tapi, seiring dengan berjalannya waktu saya berpikir, bahwa tidak ada pekerjaan yang mudah. Semuanya selalu sebanding antara apa yang kita kerjakan maupun hasilnya. Hingga saat melanjutkan ke SMA, saya malah tidak punya impian apa-apa". Yang hanya bisa saya ucapkan hanyalah "saya bisa membanggakan dan membahagiakan orangtua juga orang-orang disekitar saya dan tak lupa diri saya sendiri. :D."

Namun, muncul lagi pertanyaan, "bagaimana caranya?"
Ya, pertanyaan itu muncul begitu saja. Tidak mungkin kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa berbuat. Dan pada akhirnya, saya memutuskan untuk menjadi dokter. Saya sangat bersyukur, karena saya mempunyai orang-orang yang sangat mendukung saya. Entah itu dalam hal apapun. Walaupun banyak orang menganggapnya sulit dan ... pasaran. Bahkan kadang berusaha meyakinkan saya untuk berhenti dan beralih. Saya akan tetap berusaha menggapainya. Karena, ini bukan hanya cita-cita saya, tapi juga orangtua dan orang-orang yang sangat saya kasihi. Lantas, untuk apalagi saya merasa ragu. Karena saya tahu apa yang saya tuju jika saya dewasa nanti. :)

Komentar