Banyak anak, banyak rejeki
Ya, itulah kalimat yang sering kita dengar. Benarkah itu?
Mungkin untuk jaman dulu iya. mengapa? karena dulu, semua bisa dilakukan dengan tenaga. Entah itu bertani, beternak, dan lain-lain. Semakin banyak anak, semakin cepat dan banyak pula hasil yang diperoleh. Dengan kata lain, sama saja dengan memproduksi tenaga kerja bukan? :D
Lain halnya dengan sekarang. Zaman telah berubah. Dimana taraf pendidikan yang tinggi sangat berarti. Tanpa pendidikan yang mumpuni, pekerjaan yang layakpun sulit didapat. Jangankan yang tidak berpendidikan, yang lulusan sarjana saja sangat sulit mencari pekerjaan. :(
Apalagi dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, khususnya di Indonesia. Semakin banyaklah pengangguran dan meningkatnya kemiskinan di negara ini. Maka dari itu pemerintah mencanangkan KB dan semboyan 'dua anak cukup'.
Untuk orang-orang yang berpendidikan dan berkecukupan, mereka pasti mengerti hal ini. Kebanyakan dari mereka juga mematuhi peraturan tersebut. Selain karena untuk menekan pertumbuhan penduduk, mereka tentu memiliki alasan tersendiri untuk tidak memiliki anak banyak. Diantaranya karena mereka termasuk orang sibuk. Tentunya tidak bisa mengawasi banyak anak. Lalu, mereka juga memikirkan masa depan anaknya. Seberapa mampu mereka menyekolahkan anak-anaknya, memberikan tempat tinggal yang layak, makan yang cukup, dan masa depan yang cerah.
Sedangkan untuk orang-orang yang tidak mampu rata-rata memiliki anak lebih dari tiga. Mengapa? Karena mereka tidak memikirkan masa depan anak mereka. Bagi mereka, sudah bisa makan saja itu cukup. Karena keterbatasan pendidikan, mereka tidak cukup bisa mengerti akan pentingnya masa depan. Mereka juga tidak begitu memahami KB. Sehingga tidak terlalu memerdulikan hal tersebut.
Itulah mengapa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam sebuah keluarga. Bahkan dalam hal apapun di kehidupan ini. Karena dengan pendidikan, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik juga bermanfaat. Baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
Mungkin untuk jaman dulu iya. mengapa? karena dulu, semua bisa dilakukan dengan tenaga. Entah itu bertani, beternak, dan lain-lain. Semakin banyak anak, semakin cepat dan banyak pula hasil yang diperoleh. Dengan kata lain, sama saja dengan memproduksi tenaga kerja bukan? :D
Lain halnya dengan sekarang. Zaman telah berubah. Dimana taraf pendidikan yang tinggi sangat berarti. Tanpa pendidikan yang mumpuni, pekerjaan yang layakpun sulit didapat. Jangankan yang tidak berpendidikan, yang lulusan sarjana saja sangat sulit mencari pekerjaan. :(
Apalagi dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, khususnya di Indonesia. Semakin banyaklah pengangguran dan meningkatnya kemiskinan di negara ini. Maka dari itu pemerintah mencanangkan KB dan semboyan 'dua anak cukup'.
Untuk orang-orang yang berpendidikan dan berkecukupan, mereka pasti mengerti hal ini. Kebanyakan dari mereka juga mematuhi peraturan tersebut. Selain karena untuk menekan pertumbuhan penduduk, mereka tentu memiliki alasan tersendiri untuk tidak memiliki anak banyak. Diantaranya karena mereka termasuk orang sibuk. Tentunya tidak bisa mengawasi banyak anak. Lalu, mereka juga memikirkan masa depan anaknya. Seberapa mampu mereka menyekolahkan anak-anaknya, memberikan tempat tinggal yang layak, makan yang cukup, dan masa depan yang cerah.
Sedangkan untuk orang-orang yang tidak mampu rata-rata memiliki anak lebih dari tiga. Mengapa? Karena mereka tidak memikirkan masa depan anak mereka. Bagi mereka, sudah bisa makan saja itu cukup. Karena keterbatasan pendidikan, mereka tidak cukup bisa mengerti akan pentingnya masa depan. Mereka juga tidak begitu memahami KB. Sehingga tidak terlalu memerdulikan hal tersebut.
Itulah mengapa pendidikan merupakan faktor yang penting dalam sebuah keluarga. Bahkan dalam hal apapun di kehidupan ini. Karena dengan pendidikan, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik juga bermanfaat. Baik bagi diri kita sendiri maupun orang lain.
Komentar
Posting Komentar