Mr. Rudy

Sejak tanggal 24 Mei 2011 ketika tema itu dibagikan, kepalaku berputar-putar mencari apa yang sekiranya inginku bagikan di sini.

Berhari-hari berusaha memikirkan apa yang akanku tulis. Tanya sana. Tanya sini. Senggol sana. Senggol sini. Namun, tidak ada juga yang didapat. Dan pada akhirnya di kesempatan terakhir tanggal 29 Mei ini. Aku mencoba untuk menulis mengalir saja. Walaupun ini sebuah narasi bukan deskripsi.

Guru fisikaku yang satu ini bisa dibilang guru fisikaku yang paling 'waras' dibandingkan guru fisika SMP ku yang lalu. Walaupun beliau guru yang cukup konyol menurutku.

Setiap kali beliau masuk dikelas kami, kami semua langsung terdiam dan berusaha sebisa mungkin menerka apa yang kira-kira akan dilakukannya kepada kami semua hari ini.

Biasanya, kami memulai dengan tes ringan. Selembar kertas dibagikan dan sebuah soal diberikan. Ya, begitulah rutinitas pagi sebagai 'pemanasan otak' di pagi hari.

Setelah itu, biasanya kami membahas sedikit demi sedikit pelajaran yang sedang kami pelajari.
Biasanya mengulang yang tlah lalu dan menambahkan sedikit demi sedikit materi yang baru.
Metode ini cukup berhasil menurutku.

Kelasku selalu mengalami ketegangan di pagi hari pada jam pelajaran beliau. Namun, segera setelah itu, dengan mudahnya beliau melontarkan berbagai lelucon dan kekonyolannya yang langsung mampu mencairkan suasana.

Yang paling lucu adalah wajahnya yang begitu ekspresif. Mimik wajah beliaupun sangat mendukung segala lelucon yang dilontarkannya.

Yang masih segar di ingatan saya adalah kemarin saat ulang tahun beliau yang ke-38. Kami, Sparta Classipada berbondong-bondong datang kerumah beliau untuk memberikan kejutan dan ucapan serta doa di hari spesialnya. Dengan bermodal kue yang kami buat sendiri juga sebingkai kertas berisi foto-foto juga doa kami untuk Bapak.

Tingkah lakunya yang konyol dan penuh dengan senyuman sebagai tanda kebahagiaan membuat kami merasa sangat puas. Karena apa yang telah kami buat dengan sepenuh hati itu diterima dengan baik.


Berawal dari nyanyian lagu wajib HAPPY BIRTHDAY, kami menyalakan lilin-lilin yang bertebaran di atas kue. Tapi, penyalaan lilin belum merata seiring dengan berakhirnya lagu tersebut. Akhirnya, kami nyanyikan lagi versi bahasa indonesianya. Wajah beliau terlihat sangat bahagia. Beliau mengoyang-goyang kan badan kekiri dan ke kanan seperti anak kecil sambil memegang kado kami di depan tubuhnya.

Dan akhirnya lilin ditiup, fuuuhhh....


Kami berbondong-bondong masuk. Duduk berdesakan di ruang tamu bapak.
Ketika Beliau tahu kue itu adalah handmade, Beliau menyuruh kami untuk menyalakan lilin lagi untuk ditiup lagi. Konyolnya guru yang satu ini.


Dengan begitu hikmat beliau mengucapkan doa didalam hati diiringi suasana yang hening. Tiba-tiba, Beliau meniup lilin itu seperti meniup perapian di dapur. Begitu kencang hingga asapnya kemana-mana.


Ketika memotong kue pun, beliau membaginya menjadi potongan kecil-kecil agar cukup untuk kami yang berjumlah sekitar 30an orang. Setelah itu, beliau mengambil bagian yang ditengah. Aneh-aneh saja.


Ketika tiba saatnya membuka hadiah, beliau tertawa sambil memandanginya. Aaaahh... sungguh hati kami terpuaskan walaupun hanya dengan senyuman yang diberikan.


Hanya Pak Rudy, guru yang mampu mencairkan suasana kelas dengan berbagai macam kekonyolannya. Membuat segala macam ketegangan yang kami rasakan menghilang.
Beliau mengeluarkan segala kekonyolan itu seperti air mengalir saja. Ide-ide itu muncul begitu saja. Tapi bukan kekonyolan yang tidak berguna. Selain membawa kebahagiaan juga memiliki makna dan pelajaran kehidupan.

Yang membuat aku salut adalah dimana beliau bisa menempatkan diri sebagai guru yang menyenangkan, konyol. Namun tetap tegas dan tidak kehilangan kewibawaannya sebagai seorang guru yang disegani siswa-siswi yang dididiknya.

Semoga sehat dan sukses selalu Pak. Amien.

Komentar

  1. kenapa jadi aku yang terharu lah mbacanya :') hahaha

    BalasHapus
  2. Bagian favoritku waktu Pak Rudy goyang kanan kiri sambil megang kado kayak anak kecil pas kita nyanyi. :D

    BalasHapus

Posting Komentar